Kamis, 07 Agustus 2008

Central Library


Central Library of Andalas University, Indonesia

Perjalanan Menuju Madrid

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji syukur yang tak terhingga kita munajatkan kepada Allah ‘azza wa jalla, atas izinNya jualah kita dapat mengarungi kehidupan ini. Shalawat dan salam kita mohonkan kepada Allah semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw.


Perkenankan saya bercerita tentang sepenggal kisah dari kehidupan yang telah dijalani.

Alhamdulillah kesempatan ke luar negeri itu menjadi kenyataan ketika Prof. Edison Munaf menelpon saya dan menawarkan untuk menjalani training ke PharmaMar, Spanyol. Kesempatan itu langsung saya setujui dan berlanjut ke proses berikutnya. Sebenarnya untuk memperoleh tiket ke PharmaMar ini, kandidatnya harus mengajukan permohonan dan mengikuti seleksi. Tetapi saya tidak menjalani prosedur resminya. Prof. Edison mungkin sudah mengenal saya lebih jauh karena beliau Pembimbing S1 dan S2.

Untuk mengurus visa antara lain diperlukan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan Medical Record (dua-duanya dalam bahasa Inggris). Untuk mengurus SKCK ke Polda setempat syaratnya:

1. Surat pengantar SKKB dari Lurah/Camat setempat (sesuai KTP)

2. Foto 4x6 6 lembar

3. Fotokopi KTP 1 lembar

4. Fotokopi Kartu Keluarga 1 lembar

Setelah mendapatkan SKCK dari Polda (biaya Rp. 30.000,00 untuk pertama kali penerbitan), SKCK tersebut dibawa ke MABES POLRI untuk diterbitkan SKCK berbahasa Inggris. Syarat2nya sama dengan di atas ditambah dengan fotokopi ijazah/akte kelahiran 1 lembar. Di sini tidak dipungut biaya.

Setelah semua persyaratan lengkap, saya ke Kedutaan Spanyol di Jln. Agus Salim 61 Menteng, Jakarta Pusat. Pengurusan visa adalah Senin-Kamis 08.30-12.00 WIB. Kalau untuk pengambilannya Senin-Jum’at 09.00-12.00 WIB.


Alhamdulillah pada H-1 semua barang bawaan sudah siap diterbangkan. Hari Ahadnya, 10 November 2007, selepas Zuhur sekitar jam 13.30, saya dan keluarga berangkat dari Depok menuju bandara. Sedikit macet di Pasar Minggu karena ada mobil tabrakan. Alhamdulillah sekitar jam 4 sore sudah sampai di Bandara. Setelah sampai di Bandara, langsung menuju counter KLM. Saya masuk ke ruang check in, tapi waktu itu salah tempat karena yang saya tuju adalah kelas eksekutif. Saya mah kelas ekonomi.... Alhamdulillah berat koper kurang sedikit dari 20 kg (maklum sebelumnya sudah ditimbang dulu di rumah, daripada nambah bayar nantinya). Minta window seat, Alhamdulillah diberikan. Dapat pass naik dari Jkt- Amsterdam no kursi 61 dan Amsterdam-Madrid kursi 12F. Jangan lupa mengisi form keberangkatan untuk keperluan imigrasi. Setelah itu bayar fiskal Rp. 1 juta.

Setelah urusan check in selesai, Saya keluar lagi menemui keluarga sekalian pamitan. Berharap semoga dipertemukan Allah kembali. Setelah itu, saya masuk ke dalam lagi, menuju ruang tunggu. Jangan lupa bayar airport tax Rp. 100 ribu. Shalat maghrib dan Isya dijama’. Pesawat KLM Boing 747-400. Wah baru kali ini melihat pesawat berbadan lebar dan berlantai 2. Pilotnya ada di lantai 2, jumlah penumpang mencapai 428 orang. Berangkat pukul 19.30 WIB, telat dari jadwal semula. Di samping kanan saya duduk 2 orang warga Belanda, Bapak Crist dan Ibu Alie. Bapak Crist orang tuanya berasal dari Nias dan Cirebon. Mereka baru saja jalan2 ke Sumatra dan Jawa. Mereka juga membawa jengkol untuk dimasak di Belanda. Mereka menawarkan saya untuk jalan2 ke Belanda akhir tahun nanti, dan cerita2 menarik lainnya bersama mereka. Sekitar pukul 23.00 waktu KL (sama dengan WIB) pesawat mendarat dengan mulus di Kuala Lumpur international Airport. Malaysia adalah negara asing yang saya kunjungi. Transit sekitar 1 jam kemudian perjalanan dilanjutkan langsung menuju Amsterdam. Di layar TV pesawat dapat dilihat dimana posisi pesawat saat ini, pada ketinggian berapa, suhu di luar berapa derajat, dan info lainnya. Sampai2 suhu di luar mencapai -20 derajat celcius. Suatu hal yang belum terpikirkan sebelumnya. Betapa dinginnya di luar sana.

Oh ya, mengenai makanan di pesawat, Saya sudah pesan sebelumnya makanan yang halal. Kita bisa merequestnya sewaktu beli tiket. Sedikit asyik juga, karena Ana pesan meal preference, jadi saya diberikan duluan sebelum penumpang yang lainnya.

Lanjut cerita, karena malam hari, ketika melihat ke bawah lewat jendela, yang terlihat hanya cahaya lampu bangunan saja. Sembari itu, saya juga lihat dimana posisi saat ini. Penumpang diberi bantal kecil dan selimut. Tapi saya hanya memegang tanpa membuka bungkus plastiknya. Sekitar pukul 05.00 waktu Amsterdam, pesawat mendarat dengan mulus di daratan Eropa tepatnya di bandara Schiphol Amsterdam. Sebelum turun, kita dapat melihat di monitor TV ke terminal mana yang akan dituju bagi yang masih melanjutkan perjalanan. Saya lihat untuk ke Madrid, ada di terminal C. Ketika mau turun, saya lihat ada penumpang yang mengambil selimut yang masih utuh di dalam kantong plastik, diambil dan dimasukkan ke dalam tasnya. Wah boleh juga nih buat kenang2an, kata saya dalam hati. Tapi saya tidak ikutan melakukannya.

Matahari terbit sekitar pukul 8 pagi dan Shubuhnya sekitar pukul 7 pagi. Setelah turun dari pesawat

Sata mengikuti arah penumpang lainnya. Ikut-ikutan antrian di bagian pengambilan bagasi. Karena kita bukan orang Uni Eropa, jadi ikut ngantri di bagian umum. Setelah sampai di meja petugasnya, katanya bagasi Anda diambil di Madrid bukan di sini. Akhirnya saya balik mundur dari pergi ke terminal C. Saya baru ingat kalau kita transit, bagasi kita diambil di bandara tujuan akhir. Nggak masalah, sebagai pengalaman.

Sekitar pukul 7 pagi, saya coba cari mushalla atau tempat shalat. Saya yakin bahwa yang ada di bandara ini pasti juga ada orang yang Shalat. Tapi ternyata tidak ditemukan. Akhirnya saya cari tempat yang aman untuk shalat. Sebelumnya wudhu dulu.

Mendekati pukul 8 pagi, saya menuju terminal C dan ikut dalam antrian panjang. Serahkan tiket, boarding pass, dan passport. Kemudian lepaskan tas, jas, ikat pinggang, untuk pengecekan.

Alhamdulillah tidak ada masalah. Walaupun punya jenggot tipis, tidak disangka teroris atau dipanggil petugas imigrasi.


Untuk ke Madrid ternyata juga delay ½ jam. Berangkat jadinya jam 10.00. selama dalam penerbangan ini hanya diberi 2 potong kue dan minuman.

Sekitar pukul 12.30 pesawat mendarat di bandara Barajas (baca : barahas) Madrid. Kesan pertama, bandaranya tidak lebih baik dari Soekarno Hatta. Mungkin masih bagus Soetta. Ambil bagasi kemudian ikuti petunjuknya. Ada tulisan salida = exit. Sesampai di pintu ke luar, saya ditunggu oleh Dr. Bulent, koordinator bidang Biologi untuk Mahasiswa Italia yang lagi Magang di PharmaMar. Alhamdulillah dengan menggunakan isyarat, saya dan Dr. Bullent dapat saling mengetahui tanpa menggunakan label nama atau yang lainnya. Diantar ke penginapan di calle de Ermitanos 15, Bajo, Colmenar Viejo. Masih ada satu kamar kosong di lantai satu untuk saya. Rumahnya ada 2 lantai. Lantai pertama, ketika kita membuka pintu rumahnya kita akan bertemu dengan pintu toilet. Ya, rumah orang di luar negeri, toiletnya ada di bagian depan. Lantai 1 ada 1 kamar, 1 toilet, dapur, ruang tamu, ruang makan, dan ruang keluarga. Lantai 2 ada 2 toilet dan 4 kamar. Setelah saya letakkan semua barang bawaan, Dr. Bulent mengajak saya dan 2 orang mahasiswa Italia makan siang ke restoran.

Esoknya Senin tanggal 12 November 2007, saya langsung ke PharmaMar bersama mahasiswa Itali dengan mobilnya. Bertemu dengan tutor Dr. Fernando. Beliau memperkenalkan semua bagian sekalian dengan orang yang ada di labor R&D PharmaMar. Diberi juga penjelasan untuk keselamatan kerja di labor. Setelah itu bertemu dengan Dr. Carmen (Direktur R&D Pharma Mar) dan Olga (sekretarisnya). Saya serahkan kado titipan Pak Edison dan kado dari saya pribadi. Mereka langsung membukanya dan mengucapkan terima kasih. Ya kebiasaan orang di sini saya lihat, kalau diberi bingkisan, mereka langsung membukanya, bukan malah di bawa pulang dulu baru dibuka. 

Kerja di PharmaMar dari Senin-Jum’at. Kerja 8 jam/hari. Masuk jam 9 pagi dan keluar jam 5 sore. Kalau mahasiswa Italia sudah duluan pulang, maka saya pulangnya jalan kaki. Sebenarnya ada bus ke arah penginapan dengan tarif 1 euro, tapi saya memilih jalan kaki sekalian untuk melihat pemandangan.

Alhamdulillah pekan pertama dilalui dengan baik. Hari Sabtu dan Ahadnya, saya di rumah saja. Baru pada hari Sabtu pekan ke dua, saya coba naik kereta dari Estacion renfe Colmenar Viejo ke Estacion renfe Atocha, Madrid. Tarifnya 4.70 euro pp. Dari Atocha, lanjut naik taksi ke Mezquita (mosque) M-30. Sesampai di sana, saya bertemu dengan banyak orang dan turut ikut pengajian bersama mereka. Ustadz yang sekalian imam masjid tersebut mengecek hafalan Qur’an anak-anak. Setelah shalat Zhuhur, saya pergi belanja ke toko di depan Mezquita setelah sebelumnya bertanya ke anak-anak yang ketemu tadi. Selepas Ashar saya kembali ke Atocha naik taksi. Ongkos taksinya lebih kurang 10 euro dari M-30 ke Atocha. Untuk ke Mezquita berikutnya Ana coba naik bus/kereta dari Colmenar Viejo kemudian dilanjutkan dengan Metro. Tarif bus dari Colmenar ke Plaza de Castilla, Madrid seharga 2,60 euro, dilanjutkan dengan Metro (kereta bawah tanah) 1 euro/perjalanan. Berhenti di stasiun Metro Bario de la Concepcion. Jalan sedikit dan samailah di Mezquita M-30. Lumayan murah bila dibanding naik taksi.

Saya juga beli peta Madrid yang memudahkan untuk pergi ke suatu tempat. Setiap pekan saya pergi ke Madrid ke tempat-tempat bersejarah yang sudah dijadwalkan sebelumnya untuk dikunjungi. Jadi, dengan memiliki peta, sangat membantu kita ke arah yang kita tuju.

Untuk akhir tahun, saya tetap masuk PharmaMar hari Kamis dan Jum’at walaupun kebanyakan orang pada libur. Hari Jum’at tanggal 4 Januari 2008 pagi harinya saya berangkat ke KBRI Madrid sekalian lapor diri. Setelah shalat Jum’at di Mezquita M-30, saya lanjut ke Estacion Bus Mendez Alvaro untuk naik bus ke Granada. Di Granada saya menginap di rumah orang tua tutor training Dr. Fernando di Gojar Village, Granada. Alhamdulillah berkesempatan mengunjungi Alhambra dan keliling2 Granada. Senin sore tanggal 7 Januari, saya kembali ke Madrid bersama Dr. Fernando dengan mobilnya. Perjalanan dari Granada menuju Madrid memakan waktu 5 jam dengan jarak tempuh sekitar 450 km.

Hari-hari pun terus dilalui. Akhirnya pada tanggal 9 Februari, saya kembali ke Indonesia menggunakan maskapai KLM. Rutenya Madrid-Amsterdam- Kuala Lumpur-Jakarta. Untuk pulang ini, berangkat dari Amsterdam sekitar pukul 11 malam. Perjalanan malam dari Amsterdam ini adalah perjalanan menyongsong matahari sehingga begitu cepat bertemu pagi. Lain halnya ketika dari Indonesia, malah malam terus karena perjalanannya meninggalkan matahari. Jadi, untuk shalat Shubuh, kita bisa memperkirakan kapan dilaksanakan. Karena jendela pesawat sengaja ditutup, maka kita bisa lihat-lihat sedikit keluar apa sudah terbit fajar atau belum. Jendela pesawat sengaja ditutup agar membuat penumpang bisa beristirahat dan seolah-olah merasakan bahwa hari masih malam, padahal di luar matahari bersinar terang.

Alhamdulillah hari Ahad 10 Februari 2008 pukul 18.00 WIB, saya kembali menginjakkan kaki di bumi Indonesia. Dijemput keluarga di Bandara Soekarno Hatta. Setelah shalat maghrib, mampir dulu di Bofet Kubang di Kawasan Bumi Serpong Damai untuk sejenak melepaskan selera makan Sate Padang. Mmmm, mak nyus.....

Hari Selasa kembali ke Padang dan malamnya langsung ikut acara lagi di Taruko plus ketemu adik-adik yang sudah 3 bulan dititipkan.

Demikianlah sepenggal kisah kehidupan saya. Semoga bermanfaat.

Wassalam

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu, AHLAN WA SAHLAN!